Senin, 13 Februari 2012

I LOVE YOU, YOU LOVE ME

Apa sih cinta? Mmhh, Bicara cinta, bicara hati. Tak banyak orang yang mampu mengurai maknanya dengan kata – kata. Bahkan mereka yang sudah mengarungi bahtera ke’cinta’an bertahun – tahun pun ketika ditanya makna cinta, mungkin akan kesulitan menemukan jawaban yang tepat. Cinta itu sulit diurai maknanya melalui kata – kata, hanya hati yang yang mampu merasa. Ia tak nampak namun sangat dekat. Cie.. cie... prikitiww. Maca ciieehh..??
Cinta itu indah sahabat, apalagi kalo cinta yang tepat tertuju kepada sang pemilik cinta sebenernya alias cinta hakiki gitu! Wah.. barokahnya luar biasa deh. Terus, emang siapa sih pemilik cinta yang sebenernya? Bapak, Ibu, anak, saudara, atau pacarrr? Hayyoo.. siapa cobba..?? Nahh.. betull..! pemilik cinta hakiki, ya Alloh Robbul izzati lahh.. hhehehe, pinter 
Kita buka Alqur’an yuk! Surat Al – Baqarah ayat 165:
“Dan di antara manusia ada orang – orang yang menyembah tandingan – tandingan selain Allah. Mereka mencintainya sebagaimana mencintai Allah. Adapun orang – orang yang beriman, amat sangat cintanya kepada Allah. Dan seandainya orang – orang yang berbuat zalim itu mengetahui ketika mereka melihat siksa (pada hari kiamat), bahwa kekuatan itu kepunyaan Allah semuanya, dan bahwa Allah amat berat siksaanNya (niscaya mereka akan menyesal).”Ternyata, di antara sekian banyak umat manusia, ada orang orang yang mencintai makhluk seperti mencintai Allah. Allah menyebutkan mereka dengan andaadan (tandingan-tandingan). Dengan kata lain, manakala kita mencintai seseorang sebagaimana kecintaan kita kepada Allah, berarti kita telah membuat tandingan bagi Allah. Na’udzubillah.. Hayyooo.... siapa yang pernah seperti itu, yuk kita bertaubat, perbanyak istighfar. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun dan Penyayang. Sahabat, ini masalah berat, sebab kita harus menempatkan Allah pada posisi paling atas dalam hati kita.
Jangan khawatir jangan gelisah apalagi galau sahabat, siapa yang meninggalkan kemaksiatan karena Allah, maka Allah akan mengganti dengan yang lebih baik. Nih, ada sebuah kisah yang bisa kita jadikan teladan.
Ada seorang anak remaja, kurang lebih berusia 18 tahun.  Dia menemui seorang ulama dan bertanya,”Saya menjalin kasih dengan seorang gadis. Kami berdua telah melewati masa – masa penuh dosa dan maksiat. Apabila saya meninggalkan gadis itu, apakah Allah meridhai saya?”
“Anakku! Apabila engkau meninggalkan gadis itu, Allah tidak hanya ridha kepadamu, tapi lebih dari itu, Dia akan mengangkat derajatmu di sisiNya,” jawab ulama itu.
Ketika sampai rumah, remaja itu langsung menelepon sang pujaan hatinya dan mengatakan kepada gadis itu bahwa ia tak akan menghubunginya lagi karena Allah lebih berharga daripada yang lain. Setelah memutuskan hal itu, remaja itu merasa gembira, ia merasakan ada sesuatu yang lain dalam hatinya, seakan – akan ada yang berkata padanya, ‘Kami akan mengganti cintamu dengan cinta yang lain.’ Hingga pada suatu hari, ketika ia pergi ke masjid, ada seorang imam masjid memanggilnya dan mengajaknya mempelajari Al Qur’an bersama. Remaja itu pun tak menolak dan mempelajari Surah Al Baqarah selama 1 bulan.
Pertanyaannya adalah, apa yang membuat remaja itu sampai pada derajat yang tinggi? Karena ia meninggalkan hawa nafsunya dan menggantinya dengan mencintai Allah. Lho? Emang belajar Al Qur’an lebih tinggi derajatnya daripada menjalin hubungan dengan gadis itu ya? Jawabannya, Ya Iyyaalaah.. Secara, bacaan Al Qur’an yang sering kita lantunkan itu akan menjadi syafaat bagi kita di hari kiamat nanti, ketika kita dikumpulkan di padang mahsyar kelak.  Hayoo.. masih mau berkecimpung dengan hal yang dilarang Allah? Ga ‘kabita’ dengan kenikmatan – kenikmatan yang Allah janjikan?
Jadi, sahabat, yuk.. mari kita cintai Allah dengan sepenuh hati!
Tapi, gimana ya biara kita bisa mencintai Allah sepenuh hati? Jawabannya.. Ingatlah karunia Allah. Apakah di antara sahabat ada yang pernah menyempatkan diri untuk merenungi organ tubuh yang ada pada diri kita? Contoh, Sepasang mata kita. Coba sahabat bayangkan, masih banyak orang di luar sana yang tidak bisa melihat. Kemudian, kedipan mata yang sudah Allah atur sedemikian rupa sehingga kita dapat dengan mudah dan ga ribet menggunakannya. Coba bayangkan, ketika kita harus memanage kapan kita harus berkedip dan kapan kita harus melotot. Waduh.. susah kan? Atau kemampuan jantung dalam memompa darah, paru paru untuk bernapas. Seandainya semuanya bukan Allah yang mengaturnya, apa yang akan terjadi? Mungkin hidup kita sudah terlalu disibukkan untuk mengatur jantung, paru – paru, bahkan kedipan mata kita.
Masih banyak karunia Allah yang lain yang mungkin selama ini kurang sahabat sadari. Yuk, kita sempatkan diri ini untuk sejenak merenungi karunia itu dan tak henti –hentinya untuk bersyukur, dengan begitu , rasa cinta kita sama Allah pasti semakin hari semakin besar deh. Ga percaya, buktikanlah! Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?
Berikut ada beberapa indikator kecintaan kepada Allah yang saya kutip dari buku Menjemput Hidayah karangan Amru Khalid:
1.    Selalu menyebut – nyebutNya, baik dengan membaca Al Qur’an maupun dengan berdzikir.
2.    Rindu untuk bertemu denganNya.
3.    Meneladani nabi dan utusanNya. Jika kita mencinti Allah, kita harus mengikuti sunnah yang diajarakan rasul utusanNya.
Firman Allah dalam Surah Ali Imran ayat 31:
“Katakanlah: ‘Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa – dosamu’ Allah maha pengampun lagi Maha Penyayang.”
4.    Bermanja – manja kepadaNya ketika sedang sendirian, merasa gembira berdampingan dengannya, rindu bersua denganNya di sepertiga malam terakhir. Allah berfirman kepada Daud, “Hai Daud! Aku punya beberapa orang hamba yang aku cintai dan mereka pun mencintaiKu, Aku rindu pada mereka dan mereka pun rindu padaKu.
Lalu Daud berkata, ‘Wahai Tuhan! Tunjukan kepadaku siapa mereka supaya aku menirunya.’
Allah berkata: ‘Mereka adalah orang – orang yang senantiasa menjaga shalat di siang hari. Mereka merindukan malam sebagaimana rindunya burung – burung pada sarangnya. Jika malam telah gelap dan setiap kekasih telah berdua-duaan dengan pasangannya, mereka berdiri di atas kakinya, menengadahkan wajahnya, lalu berbisik lirih kepada-Ku, bermanja – manja dengan-Ku dengan menyebut nikmat-nikmatKu. Mereka sujud dan menangis. Mereka merintih dan menangis.
Demi penglihatan-Ku! Apa yang mereka rindukan adalah cinta-Ku. Demi pendengaran-Ku! Apa yang mereka derita adalah karena Aku.”

Subhanallah.. Maha Benar Allah atas segala firmanNya.
Do’a Rasulullah
“Ya Allah, dengan pengetahuan-Mu pada yang gaib, dan kuasa-Mu atas makhluk-Mu, hidupkanlah aku sekiranya kehidupan itu baik untkku dan matikanlah aku sekiranya kematian itu baik untukku. Aku memohon rasa pada-Mu baik dalam keadaan terang – terangan maupun dalam keadaan sembunyi – sembunyi, tanamkanlah keikhlasan saat ridha dan marah. Aku memohon kepada-Mu kenikmatan yang tidak pernah putus, ketentraman hati yang tidak pernah putus. Dan aku memohon kepada-Mu agar Engkau tanamkan keridhaan  (dalam hati) atas semua takdir-Mu, kehidupan yang damai setelah mati dan nikmatnya melihat wajah-Mu, kerinduan untuk bertemu dengan-Mu. Aku berlindung pada-Mu dari sesuatu yang membahayakan dan fitnah yang menyesatkan. Ya Allah.. perindah diri kami dengan iman dan jadikanlah kami orang yang mendapat hidayah dan menyebarkannya (kepada orang lain).” (HR Nasai)Di antara Do’a Nabi Daud as.
"Ya Allah, aku memohon kecintaan-Mu, kecintaan orang yang mencintai-Mu dan kecintaan pada amal yang menghantarku untuk meraih cinta-Mu. Ya Allah, jadikan cinta-Mu sebagai sesuatu yang paling aku cintai daripada diriku, keluargaku dan air yang sejuk.” (HR Tirmidzi)
   Wallohu’alam bisshawwab..
   Bandung, 13 Februari 2012 M                                 
                    20 Rabiul Awal 1433 H